Grundelan bailout bank Century

Monday, December 7, 2009

Bailout 1-0-1


Sekali-kali ndongeng bailout yang tidak ada hubungannya sama bank Century...

Menurut catatan sejarah, bailout industri keuangan pertama kali, dilakukan oleh Kaisar Tiberius dari kekaisaran Roma tahun 33 Masehi.
Alkisah, tahun 32 beredar rumor di Roma bahwa perusahaan Seuthes & Sons di Alexandria hampir bangkrut. Tiga kapalnya yang mengangkut rempah-rempah tenggelam di Laut Merah karena kena badai. Selain itu penjualan gading dan bulu burung onta di Etiopia juga merosot.
Tidak lama setelah rumor itu, Malchus & Co di Tyre yang juga punya cabang di Antioch dan Ephesus bangkrut karena pemogokan pekerja dari Phoenician dan ketidakberesan manajemen.
Bangkrutnya dua perusahaan ini memicu penarikan dana besar-besaran di bank Quintus Maximus & Lucius Vibo. Bank ini diketahui memberikan pinjaman dalam jumlah besar pada dua perusahaan yang bangkrut itu. Rumor negatif segera beredar di seputar Via Sacra (jalan utama di Roma waktu itu; juga merupakan semacam Wall Street abad pertama); diisukan ada lagi perusahaan keuangan besar (Pettiius Brothers) terlibat dalam transaksi keuangan yang dilakukan Quintus Maximus & Luxius Vibo. Sebetulnya Pettiius Brothers bisa melikuidasi aktiva produktifnya yang lain (surat berharga) yang banyak dibeli warga negara Belgia (waktu itu Belgia adalah bagian dari Kekaisaran Roma).



http://www.roman-empire.net/maps/empire/extent/rome-modern-day-nations.html


Tapi sayangnya, saat itu ada kerusuhan diantara warga Belgia, sehingga pemerintah membekukan sementara pemrosesan surat-surat utang mereka. Akibatnya Pettiius Brothers tidak bisa melikuidasi surat-surat berharga yang dimiliki. Karena kedua bank tidak bisa mengatasi kesulitan likuiditas yang dialami, Quintus Maximus & Luxius Vibo tutup; sore harinya Pettiius Brother ikut tutup bisnis. Tutupnya dua bank ini mengakibatkan bank-bank lain kena isu terkait dengan kredit atau investasi macet di perusahaan-perusahaan yang bangkrut (Saya tidak tau apakah regulator perbankan kekaisaran Roma waktu itu sampai harus mengadakan rapat tengah malam karena bank-bank nya mengalami kesulitan likuiditas).

Malangnya, ditengah-tengah krisis kepercayaan dan kebangkrutan seperti itu, ada peraturan dari Senat yang segera berlaku. Jadi ceritanya, beberapa waktu sebelum krisis terjadi, Senat Kekaisaran Roma memutuskan untuk mendukung pertanian Itali yang dilanda kemunduran. Dukungan Senat ini berupa peraturan yang mewajibkan setiap senator menginvestasikan 1/3 harta yang dimiliki dalam bentuk tanah. Pelanggaran akan dikenai penalti dan hukuman (peraturan itu disetujui Kaisar Tiberius). Konon, banyak senator yang baru menyadari mereka harus segera merealisasikan investasi tanah itu saat krisis terjadi. Akibatnya, banyak anggota Senat yang menarik simpanannya di bank. Disebutkan, Senator Publius Spinther menarik dana dari Balbus & Ollius 30.000.000 sesterces (konon setara dengan USD 1.350.000-kurs tahun 1989). Dua hari setelah sang Senator tarik dana, Ballbus&Ollius tutup bisnis.

Pada hari Ballbus&Ollius bangkrut, Acta Diurna (koran dinding kekaisaran Roma waktu itu) memberitakan bangkrutnya Leucippus & Sons bank besar di Corinthia. Beberapa hari kemudian ada berita bank besar di Carthage juga bangkrut. Karena banyak bank bangkrut, bank-bank yang masih bisa bertahan di Via Sacra akhirnya memberlakukan "time clause" untuk simpanan nasabah: yang mau tarik dana harus kasih tau bank dulu. Kedatangan kapal dagang yang memuat jagung dari Alesandria sedikit melegakan pelaku bisnis. Tapi panik muncul lagi setelah ada berita dua bank di Lyons dan satu bank di Byzantium mengalami masalah. Krisis ekonomi akhirnya merebak di Kekaisaran Roma. Banyak kreditor melikuidasi investasinya sehingga mengakibatkan makin banyak perusahaan dan bank yang menyatakan diri bangkrut. Pengadilan dipenuhi kreditor yang menagih-nagih utang dan debitor yang melelang harta yang masih dimiliki untuk melunasi utang. Banyak orang kaya jadi miskin gara-gara bank dan perusahaan bangkrut.

Singkat cerita, karena panik sudah merata di wilayah kekaisaran, Gracchus (praetor, wakil Kaisar), hakim pengadilan lelang yang banyak menangani kebangkrutan waktu itu, segera menghubungi Senat. Kondisi ekonomi sudah gawat, perusahaan dan bank di seantero kekaisaran bisa bangkrut semua. Senat akhirnya sepakat mengirim utusan ke Capri tempat beristirahat Kaisar Tiberius. (Konon, Tiberius lebih sering berada di Capri karena tidak suka dengan intrik di Roma).
Empat hari kemudian utusan Senat kembali dari Capri membawa pesan dari Kaisar. Senat dan penduduk Roma menunggu di luar Forum dengan tegang ketika surat Kaisar dibacakan. Surat Kaisar dibacakan dihadapan Senat yang berkumpul di Curia (House of Senate), setelah itu dibacakan kepada penduduk dari rostrum (semacam panggung terbuka). Dalam suratnya, Tiberius memerintahkan bendahara Kekaisaran Roma untuk meminjamkan 100.000.000 sesterces kepada bankir-bankir bereputasi baik untuk dipinjamkan kepada debitor. Kredit tidak akan dikenai bunga selama tiga tahun. Selain itu, Tiberius juga membatalkan aturan Senat yang mewajibkan senator menginvestasikan 1/3 hartanya dalam bentuk tanah.
Keputusan Kaisar meredakan panik.Bank-bank mulai menawarkan kredit pada pengusaha. Bisnis di Alexandria, Carthage, Corrinth termasuk Via Sacra berangsur-angsur kembali normal.

Kisah krisis ekonomi di Kekaisaran Roma, konon, dicatat oleh Tacitus (sejarawan Roma waktu itu) dalam bukunya The Annals.

Tulisan ini diterjemahkan dari "The panic of AD 33", pada artikel http://www.chicagofed.org/publications/economicperspectives/1989/ep_may_june1989_part2_calomiris.pdf

No comments:

Post a Comment